Kamis, 10 Januari 2013 0 komentar

Pengaruh Modernisasi Terhadap Remaja Islam








Pengaruh Modernisasi Terhadap Remaja Islam


          Kita tahu pada zaman modern ini islam memiliki tantangan yang besar, dalam mempertahankan nilai keislaman. Banyak dari muslim, terutama para remaja enggan melaksanakan syariat agamanya karena merasa hal tersebut kurang penting bagi mereka. Remaja islam saat ini menganggap islam sebagai beban baginya, beban yang membatasi kebebasan mereka, mereka bertindak dengan sesuka hati tanpa melandasinya dengan agama. Nilai keislaman mulai menghilang, berganti dengan budaya barat yang dianggap lebih manarik.
            Kita sebagai sesama muslim harus saling mengingatkan dan saling mengawasi. Apalagi pada era modern ini, dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, pengaruh pengaruh negatif  sangatlah mudah masuk kedalam moral remaja saat ini. Dan kita dapat lihat perilaku remaja saat ini cenderung negatif, contohnya seperti perkelahian antar remaja, pornografi, obat obatan terlarang semua hal itu mendominasi remaja islam saat ini. Tanpa kita mempunyai dasar yang kuat, kita akan terpengaruh sisi negatif dari modernisasi.
            Sebagai pedoman hidup, kita sudah mempunyai agama yang menuntu kita. Dengan berpegangan teguh dengan agama, kita dapat mengatasi persoalan tersebut dengan mudah. Sebenarnya islam telah mengatur etika kita untuk kebaikan kita sendiri. Agama islam mengarahkan kita kedalam kebaikan, dengan menerapkannya hidup kita akan lebih bermanfaat.
Senin, 07 Januari 2013 0 komentar

PHYTAGORAS









PHYTAGORAS


BAB l
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Filsafat merupakan mater scientiarum atau induk ilmu pengetahuan. Semua ilmu yang ada di dunia ini berasal dari filsafat. Langeveld berpendapat bahwa pengertian filsafat akan dapat diketahui apabila seseorang telah berfilsafat sendiri, makin dalam ia berfilsafat maka akan makin mengerti ia apa filsafat itu (Langeveld, 1961:9). Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Dimana philo berarti cinta dalam arti luas, yaitu ingin, dank arena itu lalu berusaha mencapai yang diingikan itu dan Sophia berarti kebijakan yang artinya pandai. Jadi, filsafat adalah ingin mencapai pandai, cinta pada kebijakan.
Pythagoras adalah salah satu tokoh matematika yang mengembangkan teori-teori dasar matematika. Salah satu buah pemikirannya yang cukup dikenal bahkan oleh anak-anak usia sekolah adalah “teorema Pythagoras”. Teorema ini membicarakan mengenai hubungan antar panjang sisi pada segitiga siku-siku, yaitu bahwa “kuadrat panjang hipotenusa (sisi terpanjang) pada segitiga siku-siku sama dengan jumlah dari kuadrat dua sisi yang lain”. Teorema ini menjadi landasan dalam perhitungan mencari panjang sisi bangun datar sisi lurus dengan bantuan segitiga siku-siku. Karena merupakan teorema dasar dalam matematika maka teorema ini telah diperkenalkan kepada siswa sejak sekolah dasar.
Dalam makalah ini dibahas tentang biografi dari Phytagoras dan filsafat-filsafatnya untuk alam dan manusia.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Biografi Phytagoras ?
2.      Apa hasil pemikiran dari Phytagoras?
1.3  TUJUAN
Untuk mengetahui biografi phytagoras dan hasil pemikirannya.

BAB  II
PEMBAHASAN

Biografi Phytagoras (± 572-497 SM )


Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. Pythagoras (582 SM – 496 SM, bahasa Yunani: Πυθαγόρας) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.
Dalam tradisi Yunani, diceritakan bahwa ia banyak melakukan perjalanan, diantaranya ke Mesir. Perjalanan Phytagoras ke Mesir merupakan salah satu bentuk usahanya untuk berguru, menimba ilmu, pada imam-imam di Mesir. Konon, karena kecerdasannya yang luar biasa, para imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk menerima Phytagoras sebagai murid. Namun, pada akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Disini ia belajar berbagai macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga berguru pada imam-imam Caldei untuk belajar Astronomi, pada para imam Phoenesia untuk belajar Logistik dan Geometri, pada para Magi untuk belajar ritus-ritus mistik, dan dalam perjumpaannya dengan Zarathustra, ia belajar teori perlawanan.
Selepas berkelana untuk mencari ilmu, Phytagoras kembali ke Samos dan meneruskan pencarian filsafatnya serta menjadi guru untuk anak Polycartes, penguasa tiran di Samos. Kira-kira pada tahun 530, karena tidak setuju dengan pemerintahan tyrannos Polycartes, ia berpindah ke kota Kroton di Italia Selatan. Di kota ini, Phytagoras mendirikan sebuah tarekat beragama yang kemudian dikenal dengan sebutan “Kaum Phytagorean. . Disini Pythagoras mengajar sendiri dan menjalankan aturan dengan ketat. Pythagoras mengajarkan keyakinan :
  • bahwa pada tingkatan paling dalam, realitas adalah matematika alami (natural)
  • bahwa filosofi dapat dipergunakan untuk pemurnian spiritual.
  • bahwa jiwa dapat bangkit (rise) untuk bersatu dengan Tuhannya.
  • bahwa simbol-simbol tertentu mempunyai makna mistis.
  • bahwa semua yang mempunyai hubungan saudara saling menjaga kerahasiaan dan kesetiaan.
Kemudian pindah ke Metapontion dan meninggalkan kota ini. Kaum phytagorean sangat berjasa dalam meneruskan pemikiran-pemikiran Phytagoras. Semboyan mereka yang terkenal adalah “authos epha, ipse dixit” (dia sendiri yang telah mengatakan demikian).2 Kaum ini diorganisir menurut aturan-aturan hidup bersama, dan setiap orang wajib menaatinya.
Mereka menganggap filsafat dan ilmu pengetahuan sebagai jalan hidup, sarana supaya setiap orang menjadi mahir, sehingga luput dari perpindahan jiwa terus-menerus.
Diantara pengikut-pengikut Phytagoras di kemudian hari berkembang dua aliran. Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa yang telah didengar; peraturan): mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara seksama. Yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan): mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti.

Pemikiran Phytagoras

            Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Bilangan merupakan inti sari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda(number rules the universe = bilangan memerintah jagat raya).Ia juga mengembangkan pokok soal matematik yang termasuk teori bilangan.Umpamanya,dikembangkannya susunan bilangan-bilangan yang mempunyai bentuk geometris.
            Pemikirannya tentang bilangan,ia mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri.Satu adalah asal mula segala sesuatu sepuluh,dan sepuluh adalah bilangan sempurna.Bilangan gasal (ganjil) lebih sempurna dari pada bilangan genap dan identik dengan  finite (terbatas).Salah seorang penganut Phytagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh,jiwa itu bilangan enam,badan itu bilangan empat.
            Phytagoras yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruan yang teratur,sesuatu yang harmonis seperti dalam musik.Keharmonisan dapat tercapai dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan,seperti:
·         Terbatas-Tak terbatas
·         Ganjil-Genap
·         Satu-Banyak
·         Laki-laki – Perempuan
·         Bujur sangkar – Empat persegi panjang
·         Diam – Gerak
·         Lurus – Bengkok
·         Baik –Buruk
·         Terang – Gelap
·         Kanan – Kiri


Menurut Phytagoras,kearifan yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh Tuhan saja,oleh karenanya iya tidak mau disebut sebagai orang arif seperti Thales,akan tetapi menyebut dirinya sebagai philosophos yaitu pencipta kearifan.Istilah philosophos ini kemudian menjadi philosophia yang terjemahnya secara harfiah adalah cinta kearifan atau kebijaksanaan sehingga sampai sekarang secara etimologis dan singkat sederhana filsafat dapat diartikan sebagai cinta atau kebijaksanaan (love wisdom).

            Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia lah yang pertama membuktikan pengamatan ini secara matematis. Sebagai seorang ahli matematika abadi dengan dalil-dalilnya: jumlah dari luas dua sisi sebuah segitiga siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya.

            Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional, Pythagoras memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus.




ANALISIS
            Dari pandangan di atas, Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur.


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kita dapat mengatakan bahwa Phytagoras selain terkenal sebagai tokoh yang disebut bapak bilangan, Phytagoras juga sebagai pengajar filsafat dan keagamaan.

DAFTAR RUJUKAN
Ø  Muzairi,M.Ag, filsafat umum,Yogyakarta : Teras, 2002
Ø  Ref : http://id.wikipedia.org/wiki/Pythagoras
Ø  http://dpenga.blogspot.com/2008/10/phytagoras.html

 
;