Filsafat merupakan
mater scientiarum atau induk ilmu pengetahuan. Semua ilmu yang ada di dunia ini
berasal dari filsafat. Langeveld berpendapat bahwa pengertian filsafat akan
dapat diketahui apabila seseorang telah berfilsafat sendiri, makin dalam ia
berfilsafat maka akan makin mengerti ia apa filsafat itu
(Langeveld, 1961:9). Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu
philosophia. Dimana philo berarti cinta dalam arti luas, yaitu ingin, dank
arena itu lalu berusaha mencapai yang diingikan itu dan Sophia berarti
kebijakan yang artinya pandai. Jadi, filsafat adalah ingin mencapai pandai,
cinta pada kebijakan.
Pythagoras adalah salah
satu tokoh matematika yang mengembangkan teori-teori dasar matematika.
Salah satu buah pemikirannya yang cukup dikenal bahkan oleh anak-anak
usia sekolah adalah “teorema Pythagoras”. Teorema ini membicarakan
mengenai hubungan antar panjang sisi pada segitiga siku-siku, yaitu bahwa
“kuadrat panjang hipotenusa (sisi terpanjang) pada segitiga siku-siku sama
dengan jumlah dari kuadrat dua sisi yang lain”. Teorema ini menjadi
landasan dalam perhitungan mencari panjang sisi bangun datar sisi
lurus dengan bantuan segitiga siku-siku. Karena merupakan teorema dasar
dalam matematika maka teorema ini telah diperkenalkan kepada siswa sejak
sekolah dasar.
Dalam
makalah ini dibahas tentang biografi dari Phytagoras dan filsafat-filsafatnya
untuk alam dan manusia.
1.
Bagaimana
Biografi Phytagoras ?
2. Apa hasil pemikiran dari Phytagoras?
Untuk mengetahui biografi phytagoras dan hasil
pemikirannya.
Biografi Phytagoras (± 572-497 SM )
Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah
Ionia. Pythagoras (582 SM – 496 SM, bahasa Yunani: Πυθαγόρας) adalah seorang
matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.Dikenal
sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting
terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan
ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan
mengenai dirinya.
Dalam tradisi Yunani, diceritakan bahwa ia banyak melakukan
perjalanan, diantaranya ke Mesir. Perjalanan Phytagoras ke Mesir merupakan
salah satu bentuk usahanya untuk berguru, menimba ilmu, pada imam-imam di
Mesir. Konon, karena kecerdasannya yang luar biasa, para imam yang
dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk menerima Phytagoras sebagai murid.
Namun, pada akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Disini
ia belajar berbagai macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga berguru pada
imam-imam Caldei untuk belajar Astronomi, pada para imam Phoenesia untuk
belajar Logistik dan Geometri, pada para Magi untuk belajar ritus-ritus mistik,
dan dalam perjumpaannya dengan Zarathustra, ia belajar teori perlawanan.
Selepas berkelana untuk mencari ilmu, Phytagoras kembali ke Samos
dan meneruskan pencarian filsafatnya serta menjadi guru untuk anak Polycartes,
penguasa tiran di Samos. Kira-kira pada tahun 530, karena tidak setuju dengan
pemerintahan tyrannos Polycartes, ia berpindah ke kota Kroton di Italia
Selatan. Di kota ini, Phytagoras mendirikan sebuah tarekat beragama yang
kemudian dikenal dengan sebutan “Kaum Phytagorean. . Disini
Pythagoras mengajar sendiri dan menjalankan aturan dengan ketat.
Pythagoras mengajarkan keyakinan :
- bahwa pada tingkatan paling dalam, realitas adalah matematika
alami (natural)
- bahwa filosofi dapat dipergunakan untuk pemurnian spiritual.
- bahwa jiwa dapat bangkit (rise) untuk bersatu dengan Tuhannya.
- bahwa simbol-simbol tertentu mempunyai makna mistis.
- bahwa semua yang mempunyai hubungan saudara saling menjaga
kerahasiaan dan kesetiaan.
Kemudian pindah ke Metapontion dan meninggalkan
kota ini. Kaum phytagorean sangat berjasa
dalam meneruskan pemikiran-pemikiran Phytagoras. Semboyan mereka yang terkenal
adalah “authos epha, ipse dixit” (dia sendiri yang telah mengatakan demikian).2
Kaum ini diorganisir menurut aturan-aturan hidup bersama, dan setiap orang
wajib menaatinya.
Mereka menganggap filsafat
dan ilmu pengetahuan sebagai jalan hidup, sarana supaya setiap orang menjadi
mahir, sehingga luput dari perpindahan jiwa terus-menerus.
Diantara pengikut-pengikut Phytagoras di
kemudian hari berkembang dua aliran. Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma =
apa yang telah didengar; peraturan): mereka mengindahkan penyucian dengan
menaati semua peraturan secara seksama. Yang kedua disebut mathematikoi
(mathesis = ilmu pengetahuan): mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya
ilmu pasti.
Phytagoras percaya bahwa angka bukan
unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda.
Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa
pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan
Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi
keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa
harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka segalanya bisa
dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan
teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis,
seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Bilangan merupakan inti sari dan dasar pokok
dari sifat-sifat benda(number rules the
universe = bilangan memerintah jagat raya).Ia juga mengembangkan pokok soal
matematik yang termasuk teori bilangan.Umpamanya,dikembangkannya susunan
bilangan-bilangan yang mempunyai bentuk geometris.
Pemikirannya tentang bilangan,ia
mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan
dan arti sendiri-sendiri.Satu adalah asal mula segala sesuatu sepuluh,dan
sepuluh adalah bilangan sempurna.Bilangan gasal (ganjil) lebih sempurna dari
pada bilangan genap dan identik dengan finite (terbatas).Salah seorang penganut
Phytagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh,jiwa itu bilangan
enam,badan itu bilangan empat.
Phytagoras yang mengatakan pertama
kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruan yang teratur,sesuatu yang
harmonis seperti dalam musik.Keharmonisan dapat tercapai dengan menggabungkan
hal-hal yang berlawanan,seperti:
·
Bujur
sangkar – Empat persegi panjang
Menurut Phytagoras,kearifan yang sesungguhnya
hanya dimiliki oleh Tuhan saja,oleh karenanya iya tidak mau disebut sebagai
orang arif seperti Thales,akan tetapi menyebut dirinya sebagai philosophos yaitu pencipta
kearifan.Istilah philosophos ini kemudian menjadi philosophia yang terjemahnya
secara harfiah adalah cinta kearifan atau kebijaksanaan sehingga sampai
sekarang secara etimologis dan singkat sederhana filsafat dapat diartikan
sebagai cinta atau kebijaksanaan (love
wisdom).
Salah satu peninggalan
Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa
kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah
kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam
teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema
ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia lah yang pertama membuktikan
pengamatan ini secara matematis. Sebagai seorang ahli matematika abadi dengan dalil-dalilnya:
jumlah dari luas dua sisi sebuah segitiga siku-siku adalah sama dengan luas
sisi miringnya.
Pythagoras dan
murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan
matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur. Ia
percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan
dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Ketika muridnya Hippasus
menemukan bahwa hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi
siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional, Pythagoras memutuskan
untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus.
Dari pandangan di atas, Phytagoras
mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka,
maka segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan
yang proporsional dan teratur.
Kita dapat mengatakan bahwa Phytagoras selain
terkenal sebagai tokoh yang disebut bapak bilangan, Phytagoras juga sebagai
pengajar filsafat dan keagamaan.
Ø Muzairi,M.Ag, filsafat umum,Yogyakarta : Teras,
2002
Ø Ref : http://id.wikipedia.org/wiki/Pythagoras
Ø http://dpenga.blogspot.com/2008/10/phytagoras.html